Selasa, 21 Desember 2010

ANATOMI DAN HISTOLOGI ALAT REPRODUKSI HEWAN JANTAN

PENDAHULUAN

            Organ-organ reproduksi jantan memiliki peranan sendiri-sendiri dalam membentuk spermatozoa, baik sebagai tempat pembentukan spermatozoa maupun sebagai saluran lewatnya spermatozoa. Organ-organ reproduksi jantan ini antara lain testes yang berjumlah dua buah dan terdapat di dalam kantong luar yakni scrotum, sekelompok kelenjar-kelenjar pelengkap yakni kelenjar vesikularis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowperi (bulbourethalis), dan saluran-saluran seperti epididymis dan vas deferens, serta alat kelamin luar yakni penis. Semua organ reproduksi jantan ini diatur dalam posisi sesempurna mungkin agar spermatozoa yang nantinya dihasilkan oleh testes dapat berakhir pada penis untuk disemprotkan ke saluran reproduksi betina. 
            Organ-organ reproduksi jantan ini juga berhubungan erat dengan saluran pengeluaran urine, yang terdiri dari ginjal dan vesica urinaria serta saluran-salurannya sehingga secara alamiah apabila urine akan dikeluarkan melalui penis maka katup pada keluarnya spermatozoa akan menutup, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, jarang sekali terjadi adanya kelainan pada saluran-saluran tempat pembuangan urine dan spermatozoa karena sudah diatur sedemikian rupa.
            Setelah melakukan praktikum alat reproduksi (Tractus genetalis) jantan, diharapkan dapat mengetahui bagian-bagian dari alat reproduksi jantan, mengetahui fungsi-fungsi dari masing-masing alat reproduksi ternak jantan, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran masing-masing alat reproduksi ternak jantan serta struktur jaringan yang dari reproduksi ternak jantan.

TINJAUAN PUSTAKA

            Sistem reproduksi jantan pada sapi terdiri dari testis (sepasang testes), epidydimis, vas deferens atau ductus deferens, urethra, penis, dan accessory glands (kelenjar-kelenjar asessori). Bagian organ reproduksi jantan dibagi dalam tiga bagian terdiri dari pars penis, pars bulbo dan pars pelvis. Frandson (1992) menyatakan bahwa sistem reprodsuksi mamalia terdiri dari dua testes (testikel) yang terbungkus di dalam skrotum, organ-organ tambahan meliputi duktus-duktus, kelenjar-kelenjar, dan penis.

Testis
            Testes (testikel) agak bervariasai dari spesies ke spesies dalam hal bentuk, ukuran dan lokasi, tetapi struktur dasarnya adalah sama. Sel sperma dihasilkan oleh tubulus semineferus yang terdapat di dalam testis yang berwarna kuning. Testis tersusun atas banyak sekali tubulus semineferus yang dikelilingi oleh kapsul berserabut atau trabekula melintas masuk dari tunica albuginea untuk membentuk kerangka atau stroma, untuk mendukung tubulus semineferosa. Trabekula ini bergabung membentuk korda fibrosa, yaitu mediastinum testis. Rete testis terdiri dari saluran-saluran yang beranastomose dalam mediasinum testis. Saluran-saluran ini terletak di antara tubulus semineferosa dan duktuli eferen yang berhubungan dengan duktus epididymis dalam kepala epididymis (Frandson, 1992).

Epididymis
Kepala epididymis melekat pada bagian ujung dari testis dimana pembuluh-pembuluh darah dan syaraf masuk. Badan epididymis sejajar dengan aksis longitudinal dari testis dan ekor epididymis selanjutnya menjadi duktus deferens yang rangkap dan kembali ke daerah kepala, di mana kemudian sampai ke korda spermatik (Frandson, 1992).


Ductus Deferens
Ductus deferens merupakan kelanjutan dari ductus epididymis yang setelah membuat lengkung tajam pada ujung ekor, kemudian berlanjut lurus membentuk ductus deferens. Ujung terminal ductus deferens membentuk ampula, mengandung kelenjar tubuloalveolar bercabang sederhana dalam propria-submukosa (Dellman dan Brown, 1992). Urethra merupakan sebuah saluran tunggal yang membentang dari persambungan dengan ampulla sampai ke pangkal penis. Fungsi urethra adalah sebagai saluran kencing dan semen.

Kelenjar Tambahan
Kelenjar kelamin tambahan pada hewan jantan berfungsi untuk membebaskan zat - zat tertentu yang ditambahkan dalam plasma yang sangat diperlukan untuk kehidupan spermatozoa. Ejakulat mengandung spermatozoa dan cairan dari kelenjar aksesori yang terdiri dari sekreta epididymis  dan kelenjar aksesori hewan jantan. Kelenjar aksesori mencakup bagian duktus deferens berkelenjar, glandula vesikulosa, glandula prostate dan glandula bulbouretralis. Semua kelenjar aksesori tersebut terdapat pada kuda, ruminansia dan babi (Dellman dan Brown, 1992)
Kelenjar vesicular. Sekresi kelenjar vesicula dapat diperoleh dengan mudah postmortem dan merupakan suatu cairan keruh dan lengket. Sekresi tersebut mengandung protein, kalium, asam sitrat, fruktosa dan beberapa enzim dalam konsentrasi yang tinggi yang berwarna kuning karena mengandung flavin dengan pHnya berkisar antara 5,7 sampai 6,2 (Hafez, 1993)
Kelenjar prostata Ekskresi kelenjar prostate hanya sebagian kecil yang menyusun pada cairan semen dan pada beberapa jenis ternak yang diteliti. Tetapi beberapa laporan menunjukkan bahwa setidak - tidaknya sumbangan kelenjar prostate sebagaimana substantial kelenjar vesicula pada babi. Kelenjar prostate mengandung banyak ion - ion anorganik yang meliputi Na,Cl, dan Mg semuanya dalam bentuk larutan (Nuryadi, 2000).
Kelenjar cowperi terdapat sepasang, yang berbentuk bundar, kompak, berselubung tebal dan pada sapi sedikit lebih kecil dari pada kelenjar cowperi kuda yang berukuran panjang 1,5 sampai 2 cm dan tinggi 2,5 sampai 5 cm. Kelenjar tersebut terletak di atas urethra yang terletak didekat jalan keluarnya cavum pelvis. Saluran sekretoris dari setiap kelenjar bergabung membentuk satu saluran ekskretoris yang panjangnya 2 sampai 3 cm. Kedua saluran ekskretoris pada kelenjar cowperi  mempunyai muara kecil terpisah di tepi lipatan mukosa urethra (Nuryadi, 2000). Sekresi kelenjar bulbouretheralis pada cairan semen hanya sedikit sedangkan pada sapi, sekresi kelenjar bulbourethralis membersihkan sisa-sisa urine yang ada dalam urethra sebelum terjadi ejakulasi (Nuryadi, 2000).

Penis
Penis merupakan organ kopulasi pada ternak jantan, membentang dari titik urethra keluar dari ruang pelvis di bagian dorsal sampai dengan pada orificium preputii urethra eksternal pada ujung bebas dari penis. Pada sapi, domba, kambing, dan babi penis mempunyai bagian yang berbentuk seperti huruf “S” (sigmoid flexure) sehingga penis dapat ditarik dan berada total dalam tubuh. Keempat jenis ternak tersebut dan kuda mempunyai musculus retractor penis, yaitu sepasang otot daging licin, jika releks memberikan kesempatan penis untuk memanjang dan jika kontraksi dapat menarik penis ke dalam tubuh kembali (Frandson, 1992).


Praeputium
            Praeputium adalah suatu invagansi berganda dari kulit yang berisi dan menyelubungi bagian bebas penis sewaktu tidak ereksi dan menyelubungi penis dari pengaruh luar dan kekeringan. Fonix praeputii adalah daerah dimana praeputii bertaut dengan penis tepat berada di caudal dari gland penis (Hafez, 1993). Banyak mengandung kelenjar palit yang tidak selalu berkaitan dengan bulu, terdapat di daerah praeputium. Di samping itu, bulu panjang sering terdapat pada paeputium ruminansia dan babi jantan, terdapat pula bulu halus dan kelenjar palit serta kelenjar peluh (Dellman dan Brown, 1992).


MATERI DAN METODE

Materi
Alat. Alat yang dibutuhkan pada praktikum anatomi reproduksi jantan ini antara lain pita ukur, timbangan analitik, pisau bedah, mikroskop elektrik, pensil warna, dan kertas kerja.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum anatomi reproduksi jantan ini antara lain preparat organ reproduksi jantan ternak sapi Lokal, berumur 1 tahun dengan berat badan 24 kg, preparat histologi testis, ductus epididymis, ductus deferens, dan penis.

Metode
            Organ reproduksi sapi jantan diamati untuk kemudian diketahui fungsi dari masing-masing organ reproduksi sapi jantan tersebut. Masing - masing bagian organ reproduksi dibedakan, lalu dilakukan pengukuran dengan seksama dengan menggunakan pita ukur  pada masing - masing bagiannya. Selain itu organ reproduksi juga ditimbang dengan menggunakan timbangan.
Semua hasil pengukuran dicatat pada kertas kerja. Organ reproduksi sapi jantan yang telah diamati, diketahui fungsi dari masing - masing bagiannya, diukur, serta ditimbang beratnya lalu diterangkan kembali oleh praktikan. Persentasi ini bertujuan agar praktikan lebih mengetahui bagian, fungsi, serta ukuran dari masing-masing bagian organ reproduksi hewan jantan.
Preparat histologi diamati menggunakan mikroskop cahaya, dan dibedakan lalu diketahui fungsinya. Hasil pengamatan preparat tersebut, kemudian digambar pada kertas kerja dan diwarnai dengan pensil warna.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil pengukuran alat reproduksi jantan pada ternak sapi peranakan Simpo dengan umur 2 tahun dan berat badan 380 kg adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengukuran alat reproduksi jantan
Bagian alat reproduksi sapi jantan
Ukuran
(cm)
Testis
p: 16,5 cm; l: 5,5 cm, ;
k: 17 cm; b: 200 gr
Epididimis
b: 30 gr
Duktus deferen

p; 28 cm
Ampula ductus deferen
p: 9,5 cm dan l/t: 0,7 cm
Kelenjar vesikularis
P: 12 cm; l: 2,5 cm:
t: 1 cm; b: 25 gram
Kelenjar prostate
Corpus prostate

p: 7,5 cm; l: 3,5 cm
Kelenjar bulbourethrales
P: 1,5 cm; l: 0,4 cm;
t: 1,7 cm; b: 2 gr
Penis
p; 10,5 cm

Pembahasan
Gonad jantan dan scrotum
            Gonad jantan atau Testes. Testis merupakan tempat penghasil sperma dan hormone kelamin (testosterone dan androgen). Hal itu sesuai dengan pendapat Frandson (1992), bahwa testis menghasilkan spermatozoa (sel-sel kelamin jantan, juga disebut sperma) dan testosteron atau hormon kelamin jantan.
            Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan testis sapi Simpo dengan umur 2 tahun dan berat 380 kg memiliki panjang 16,5 cm, tebal 5,5 cm, keliling 17 cm, dan berat 200 gram. Menurut Nuryadi (2000), bahwa testis pada sapi mempunyai panjang berkisar 10 sampai 13 cm, lebar berkisar 5 sampai 6,5 cm dan beratnya 300 sampai 400 gram.
            Frandson (1992) berpendapat bahwa, testes (testikel) agak bervariasai dari spesies ke spesies dalam hal bentuk, ukuran dan lokasi, tetapi struktur dasarnya adalah sama. Sel sperma dihasilkan oleh tubulus semineferus yang terdapat di dalam testis yang berwarna kuning. Testis tersusun atas banyak sekali tubulus semineferus yang dikelilingi oleh kapsul berserabut atau trabekula melintas masuk dari tunica albuginea untuk membentuk kerangka atau stroma, untuk mendukung tubulus seminefererosa. Trabekula ini bergabung membentuk korda fibrosa, yaitu mediastinum testis. Rete testis terdiri dari saluran-saluran yang beranastomose dalam mediasinum testis. Saluran-saluran ini terletak di antara tubulus semineferosa dan duktuli eferen yang berhubungan dengan duktus epididymis dalam kepala epididymis.
            Scrotum (kantong testes). Scrotum adalah kulit berkantong yang ukuran, bentuk dan lokasinya menyesuaikan dengan testis yang dikandungnya. Kulit scrotum sangat tipis, lembut dan relatife kurang berambut. Selapis jaringan fibroelastik bercampur dengan serabut otot polos disebut tunika dartos. Lapisan berikutnya adalah tunica vaginalis propia dan lapisan paling dalam adalah tunica albuginea (Frandson, 1992). Menurut Dellman dan Brown (1992 ) tunika albuginea merupakan kapsula yang padat, terdiri dari jaringan ikat padat tidak teratur. Materi utamanya adalah serabut kolagen dan sedikit serabut elastik.


Saluran-saluran Reproduksi
Epididymis. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat berat epididymis adalah 30 gram. Epididymis terdiri dari caput (kepala) epididymis, corpus (badan) epididymis, cauda (ekor) epididymis. Fungsi dari epididymis antara lain sebagai tempat transpotasi spermatozoa, saluran pemasakan spermatozoa, pemekatan atau pemadatan konsentrasi spermatozoa, dan penimbunan spermatozoa. Hal itu sesuai dengan pendapat Dellman dan Brown (1992), bahwa bagian proksimal dari duktus (kepala dan badan) berperan dalam proses pemasakan dan pemekatan spermatozoa sedangkan bagian cauda epididymis berperan dalam penyimpanan

Ductus deferens. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan ductus deferens memiliki panjang 28 cm cm dan ampula ductus deferens memiliki panjang 9,5 cm dan lebar 0,7 cm. Di ujung ductus deferens saluran lambat laun membesar dan disebut ampulla ductus deferens. Pembesaran ini terjadi karena adanya kelenjar-kelenjar yang ada di dinding ductus deferens, sedangkan lumennya sedikit meluas.
Menurut Dellman dan Brown (1992) ductus deferens merupakan kelanjutan dari ductus epididymis yang setelah membuat lengkung tajam pada ujung ekor, kemudian berlanjut lurus membentuk ductus deferens. Ujung terminal ductus deferens membentuk ampula, mengandung kelenjar tubuloalveolar bercabang sederhana dalam propria-submukosa.



Urethra. Urethra adalah saluran dari tempat bermuaranya ampulla ductus deferens sampai ujung penis. Uretra merupakan saluran urogenitalis yang berfungsi sebagai saluran untuk lewatnya urin dan semen.
Fungsi dari urethra sesuai dengan pendapat Nuryadi (2000), bahwa urethra merupakan sebuah saluran tunggal yang membentang dari persambungan dengan ampulla sampai ke pangkal penis. Fungsi urethra adalah sebagai saluran kencing dan semen. Pada sapi dan domba selama ejakulasi terjadi percampuran yang kompleks antara spermatozoa yang padat asal vas deferens dan epididymis dengan cairan sekresi dari kelenjar-kelenjar tambahan dalam urethra yang berada di daerah pelvis menjadi semen

Kelenjar Tambahan (Glandula Acccessorius)
Kelenjar Vesikularis. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan saat praktikum panjang kelenjar vesicularis adalah 2,5 cm, lebar 1 cm, tinggi 12 cm dan berat 25 gram. Kelenjar vesicularis menghasilkan zat cair yang agak kental dan lengket yang mengandung protein, asam sitra, fruktosa, dan enzim dengan pH 5,7 sampai 6,2.
Frandson (1992) berpendapat bahwa kelenjar vesikuler (vesikula seminalis) adalah sepasang kelenjar yang biasanya bermuara dengan ductus deferens melalui bermacam-macam duktus ejakulatori ke dalam urethra pelvic kemudian ke caudal leher kandung kemih. Vesikula seminalis pada sapi jantan, domba jantan, dan babi merupakan kelenjar berbentuk lobus-lobus dengan ukuran yang cukup besar.


Kelenjar Prostata. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan kelenjar prostate memiliki panjang 7,5 cm, dan lebar 3,5 cm. Kelenjar ini pada sapi terdapat sepasang, dibedakan menjadi dua bagian yaitu corpus prostate yang kelihatan dari luar berbentuk bulat dan letaknya dibelakang kelenjar vesicularis. Kelenjar prostate bagian kedua adalah pars disseminate prostate yang letaknya tersebar kebelakang sampai kelenjar Cowperi di bawah muscular urethra.
Hal itu sesuai dengan pendapat Dellman dan Brown (1992), bahwa kelenjar prostata merupakan kelenjar tubuloalveolar, berkembang dari epitel urethra pelvis. Secara topografik dibedakan dua bagian: bagian padat kelenjar atau bagian luar (corpus prostatae) dan bagian yang menyebar atau bagian dalam (pars disseminate prostatae) bagian luar adalah yang hampir mengitari seluruh urethra pelvic di daerah kolikulus seminalis, dan yang menutup bagian dorsalnya saja. Pars disseminate terletak dalam propia-submukosa urethra pelvic.

Kelenjar Cowperi (Glandula Bulbouretheralis). Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan kelenjar bulbouretheralis memiliki panjang 1,5 cm, lebar 0,4 cm, tinggi 1,7 cm, dan berat 2 gram. Bentuknya bulat mempunyai kapsula, sebelum ejakulasi kelenjar ini meghasilkan getah kental yang fungsinya untuk membersihkan saluran reproduksi dari sisa-sisa urine. Menurut Dellman dan Brown (1992), bahwa hasil sekresi yang bersifat mukus dan mirip protein kelenjar bulbouretheralis, disekresikan mendahului proses ejakulasi pada ruminansia, berperan menetralisasikan lingkungan urethra dan melumasi urethra serta vagina.

Alat Kelamin Bagian Luar
Penis. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan penis memiliki panjang 10,5 cm. Penis memiliki dua fungsi yaitu menyemprotkan sperma ke dalam alat reproduksi betina (alat kopulasi) dan untuk lewatnya urin.
Penis pada penis berbentuk bulat panjang dan bertipe fibroelastis (kenyal) dan kaku meskipun dalam keadaan non-aktif atau non-erect. Dalam keadaan relaks ada bagian yang membengkok huruf S, bagian ini disebut flexura sigmoidea.
Menurut Frandson (1992), struktur internal penis merupakan jaringan erektil yang terdiri dari sinus-sinus darah yang dipisahkan oleh lembaran jaringan pengikat yang disebut septa, yang berasal dari tunica albuginea, kapsula berserabut di sekitar penis. Penis mempunyai saraf untuk memanjang dan memendekkan penis yang dilengkapi dengan muscular retractor penis yaitu otot yang dapat merelaks dan mengkerut (kontraksi). Bagian ujung penis disebut gland penis yang diselimuti ileh praeputium. Selain itu terdapat corpus cavernosum penis yaitu otot yang dapat menegangkan penis dan corpus cavernosum urethra yaitu saluran keluarnya urine.
Ereksi penis sebelum kopulasi terjadi ketika suplai darah masuk ke dalam penis lewat arteri lebih banyak daripada keluar lewat vena. Volume darah bertambah banyak, penis membesar dan membuatnya membengkak (Frandson, 1992).
Ruang kavernosa menerima suplai utama darah dari arteri berbentuk mengulir (helical arragement), sering disebut arteria helisine (arteria helicinae). Secara khas, tunika intima arteria tersebut memiliki otot polos berbentuk epiteloid yang tampak menonjol ke dalam lumen mirip bukit atau tonjolan yang mempersempit sebagian dari lumen. Bila otot polos tersebut mengendur, aliran darah ke dalam kaverna meningkat nyata dan menyebabkan terjadinya ereksi. Ruang kavernosa dikosongkan oleh venula, beberapa di antaranya mulai tampak memiliki vena dinding tebal (Dellman and Brown, 1992).

Praeputium. Praeputium merupakan alat pelindung penis dari pengaruh luar dan kekeringan. Menurut Frandson (1992), Praeputium adalah lipatan kulit di sekitar ujung bebas penis. Permukaan luar merupakan kulit yang agak khas, sementara lapisan dalam menyerupai membran mukosa yang terdiri dari lapisan preputial dan lapisan penis yang menutup permukaan ekskremitas bebas dari penis. Pintu keluar dari urine maupun sperma diebut orrificium preputii, dan daerah dimana praeputium bertaut dengan penis disebut fornix preputii

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa organ reproduksi jantan terdiri dari testis, epididymis, ductus deferens, urethra, penis, praeputium dan kelenjar tambahan (kelenjar vesicularis, prostate dan bulbouretheralis). Testis dilindungi oleh scrotum, tunica dartos, tunica vaginalis propia, dan tunica albuginea. Testis tersusun atas tubulus semineferus yang menghasilkan sperma. Epididymis terdiri atas caput epididymis, corpus epididymis, dan cauda epididymis. Penis merupakan alat copulasi dan praeputium melindungi penis


DAFTAR PUSTAKA

Anonim.acces from http://www.biolreprod.org/ date December, 5, 2010

Anonim.acces from http://health.bayaw.com/ date December, 5, 2010

Anonim.acces from http://instruction.cvhs.okstate.edu/histology/. date December, 5, 2010

Blakely, J dan Bade, H. D. 1991. Ilmu Peternakan Edisi keempat. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta

Dellman, H. D. dan E. M. Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Hafez, E.S.E. 1993. Reproduction in Farm Animals edisi ke-7. Lea and Febiger. Philadelphia.

Hardjopranjoto, S. 1995. Ilmu Kemajiran pada Ternak. Airlangga University Press. Surabaya.

Nuryadi, 2000 . Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar